LIMAPULUH KOTA, TIRASANDALAS– Dukungan terhadap pasangan calon bupati Ir. Irfendi Arbi, MP – Ferizal Ridwan S.Sos pada Pilkada Limapuluh Kota Desember mendatang, terus mengalir dari sejumlah tokoh daerah dan tokoh nasional. Setelah beberapa hari lalu Ketua DPD RI Irman Gusman mengatakan dukungannya, kini giliran Mantan Menteri Dalam Negeri (2009-1014) Gamawan Fauzi.
Mantan Gubernur Sumatera Barat periode 2005-2009 itu yakin Ir. Irfendi Arbi, MP mampu dan kompeten untuk memimpin Kabupaten Limapuluh Kota lima tahun ke depan.
Karena itu, Gamawan mengharapkan calon bupati nomor urut 1 ini agar memasang niat yang tulus untuk memimpin daerah dan masyarakat dengan mengutamakan keikhlasan dan kejujuran.
Pernyataan tersebut disampaikan Gamawan kepada wartawan setelah menerima Irfendi Arbi didampingi tokoh Gonjong Limo Ir. Almaisyar, M.M. yang bersilaturahim ke kediaman mantan Bupati Solok dua periode itu, di Jakarta, pekan lalu.
Gamawan mengaku sudah mengenal Irfendi sejak lama, sejak putra Kecamatan Payakumbuh ini masih menjadi aktifis pemuda Sumbar dan penah menjadi anggota DPRD Kota Padang tahun 1990-an. Ketika Gamawan Fauzi menjadi Gubernur, Irfendi Arbi adalah Wakil Bupati 50 Kota, dan di saat Gamawan menjabat Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Andalas (IKA-Unand) tahun 2006-2011, Irfendi menjabat salah satu Ketua Bidang.
Menanggapi kenyataan bahwa Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan adalah pasangan calon bupati-wakil bupati yang paling “marasmus” alias tidak punya modal uang yang banyak, menurut Gamawan hal itu tidak perlu membuat mereka berkecil hati.
“Justru itu suatu kelebihan dan kekuatan bila niatnya memang untuk membangun dan memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Gamawan membandingkan dengan dirinya ketika maju dalam Pilkada Gubernur Sumbar tahun 2005. “Saya dan Pak Marlis (Prof. Dr. Marlis Rahman) juga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang paling “miskin”, tapi justru hal itu yang membuat kami mendapat dukungan besar,” kenang mantan Kepala Biro Humas dan Sekretaris Pribadi Gubernur Hasan Basri Durin ini.
Gamawan Fauzi yang meraih gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dengan disertasi “Hubungan Pilkada dengan Korupsi Kepala Daerah” ini justru meyakini bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia, khususnya warga Sumatera Barat, adalah pemilih yang cerdas yang tak bisa ditundukkan dengan uang. Karena itu, ia mengingatkan, jangan sekali-sekali mengandalkan modal uang untuk menjadi kepala daerah, sebab justru hal itu akan menjadi bumerang.
Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah yang menjadi landasan Pilkada Serentak 9 Desember 2015 depan, disusun ketika Gamawan Fauzi menjadi Menteri Dalam Negeri. Diambilnya kebijakan bahwa Pilkada –termasuk biaya kampanye– dibiayai dengan APBN, adalah untuk menghindari meruyaknya politik uang dalam pemilihan kepala daerah.
“Kesimpulan penelitian saya, memang ada kaitan antara modal besar yang dikeluarkan calon dalam pilkada langsung dengan korupsi kepala daerah,” katanya.
Karena itu, ia menasihati Irfendi, dan juga para calon kepala daerah di Sumatera Barat khususnya, untuk menghindari politik uang. “Sejak Pilkada langsung, sudah sekitar 75 persen kepala daerah di Indonesia tersangkut kasus korupsi. Dalam hal ini, Sumatera Barat masih relatif lebih bersih, karena jumlah kepala daerah yang pernah tersangkut korupsi masih sangat sedikit,” katanya.
Karena itu, peraih penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award ini wanti-wanti dan berharap Sumatera Barat bisa menjadi contoh Pilkada bersih.
Berkaitan dengan Pilkada di Limapuluh Kota, Gamawan Fauzi merasa perlu angkat bicara karena ia mengaku mempunyai rasa simpati dan ikatan batin tersendiri dengan daerah ini.
“Nama saya ini diberikan oleh Bapak Amir Ali, seorang tokoh pendidik dari 50 Kota yang berkawan dengan Alm. Ayah saya ketika mereka sama kuliah di Universitas Gadjah Mada. Jadi nama saya ini berasal dari “Gama” atau Universitas Gadjah Mada, dan yang memberinya tokoh Limapuluh Kota. Apalagi yang lebih penting dari sebuah nama,” katanya.
Selain itu, Gamawan Fauzi mengaku sebagai pengagum Bung Hatta dan Tan Malaka yang juga putra terbaik Indonesia dari 50 Kota. “Sebelum tamat kuliah, saya juga KKN di Sungai Rimbang, Suliki, juga di 50 Kota,” ceritanya.
Ada satu hal lagi yang membuat Gamawan mengagumi daerah “Luak nan Bungsu” ini. Ketika ia menjadi Gubernur Sumbar dulu, Pemda Sumbar dengan biaya APBD pernah melakukan tes IQ (kecerdasan) untuk seluruh pelajar SMP se-Sumatera Barat. “Ternyata rangking teratas adalah anak-anak dari Payakumbuh dan Limapuluh Kota,” kata Gamawan.
Dari hasil itu, Gamawan yakin bahwa masyarakat Limapuluh Kota adalah pemilih-pemilih yang cerdas dan pemilih yang rasional. “Masyarakat seperti ini juga memerlukan pemimpin yang cerdas, jujur, bersih, dan yang ikhlas mengabdi untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai kita rusak dengan politik uang,” katanya. (*/skt)
Sumber : http://tirasandalas.com







0 comments:
Post a Comment